Perempuan dan Media Sosialnya
Memasuki revolusi industri 4.0 mengacu pada perkembangan teknologi internet yang sangat cepat. Perkembangan teknologi membuat perubahan gaya hidup masyarakat semakin meningkat, termasuk pada gaya hidup perempuan. Dari anak kecil hingga orang dewasa bahkan ibu rumah tangga dapat menikmati perkembangan teknologi tersebut. Ditambah dengan adanya gadget pintar atau biasa disebut smartphone membuat perkembangan teknologi semakin mudah dikenal masyarakat. Berbagai aplikasi dapat di-install dengan mudah melalui smartphone yang biasa disebut dengan media sosial. Salah satu media sosial yang booming sekarang ini adalah aplikasi berlogo warna Biru berlambang huruf F, aplikasi chat yang berwarna hijau, aplikasi ungu yang menampilkan foto-foto dan lain sebagainya. Semakin banyak user yang menggunakan aplikasi tersebut semakin mudah informasi dapat menyebar luas pada masyarakat.
Pada awal maret 2020 tentang Virus Corona atau biasa disebut COVID 19 dari Tiongkok China yang sudah memasuki wilayah Indonesia. Dengan adanya media sosial, berita ini cepat menyebar luas pada kalangan masyarakat. Dampak COVID 19 bukan hanya pada bidang kesehatan tetapi merambah pada sektor ekonomi negara lndonesia. Tak sedikit karyawan terkena PHK yang dikarenakan imbas perekonomian semakin menurun akibat dari adanya lockdown atau psbb yang dilakukan setiap daerah. Hal ini menyebabkan masalah bagi keuangan rumah tangga.
Perempuan sebagai ibu rumah tangga atau sekaligus wanita karir tidak hanya tinggal diam dengan masalah ini. Pemanfaatan media sosial pun banyak dimanfaatkan oleh kalangan perempuan dengan cara menjual berbagai produk dan mempromosikannya melalui media sosial mereka. Adanya metode penjualan yang semakin mudah, banyak kalangan perempuan mulai dari kalangan remaja sampai ibu rumah tangga memanfaatkannya. Mereka dapat menjual berbagai produk pakaian, skincare, makanan, minuman bahkan keperluan rumah tangga dengan sistem Pre Order (PO) dan Delivery Order (DO).
Aplikasi yang menyediakan berbagai macam video cara memasak makanan juga memberikan manfaat untuk kaum perempuan. Mereka mulai belajar memasak otodidak dan mulai menjualnya melalui aplikasi media sosial mereka. Banyaknya pertemanan yang mereka punya pada media sosial dapat menguntungkan kaum perempuan mempromosikan produk yang mereka jual. Dari satu pembeli yang memberikan testimoni produk dapat meyakinkan pembeli lainnya tentang kualitas produk yang mereka jual. Untuk produk lainnya seperti pakaian dan produk skincare, mereka menerapkan sistem reseller dengan harga yang lebih murah. Dengan cara itu perempuan dapat membantu keuangan rumah tanggga akibat dari pandemi ini.
Manfaat media sosial lainnya bagi kaum perempuan adalah mereka dapat menyalurkan kreatifitas mereka. Dimasa pandemi ini tidak sedikit seseorang yang merasa bosan jika di rumah secara terus-menerus. Adanya berbagai grup media sosial, kaum perempuan dapat bergabung dengan komunitas yang mereka sukai meski anggota tidak hanya beranggotakan kaum perempuan. Seperti adanya komunitas menulis, kaum perempuan dapat berlatih menulis dan berbagi cerita kepada anggota lainnya. Media sosial pun menjadi salah satu cara yang menarik untuk menjaga kewarasan kaum perempuan.
Perkembangan teknologi ibaratkan seperti pisau, jika pisau berada di dapur dan dimanfaatkan sebagai alat memotong bahan makanan, pisau adalah alat yang sangat dibutuhkan. Jika pisau digunakan untuk melakukan kejahatan seperti untuk membunuh seseorang, maka pisau akan memberikan keburukan bagi yang menggunakan. Begitu pula perkembangan teknologi dengan adanya media sosial, akan ada sisi positif dan negatifnya tergantung kita yang menggunakannya.
Mengulas kerugian dengan adanya media sosial, kaum perempuan yang biasa dengan budaya menggosip tidak sedikit mereka menyalahgunakannya. Dengan kemudahan akses berkomentar untuk orang lain, tidak sedikti kaum perempuan menghujat orang lain dengan berkomentar tidak baik kepada orang yang tidak mereka sukai. Penilaian terhadap orang lain pun dilakukan melalui akun media sosial mereka, yang membuat orang yang dikomentari mengalami depresi dan tidak percaya diri. Body Shaming atau mengomentari bentuk badan seseorang merupakan tindakan yang tidak baik, karena hal ini akan berdampak pada psikologi seseorang. Bisa dilihat dari adanya artis luar negeri yang membunuh dirinya sendiri akibat dari membaca komentar oranglain. Adanya seseorang yang dilaporkan pada pihak yang berwajib oleh seorang artis dari berita yang merugikan dirinya.
Mudahnya kaum perempuan mengekspresikan diri melalui media sosialnya, tidak sedikit mereka mengekspresikan perasaan mereka dan kejadian yang mereka alami melalui media sosial. Akibat dari itu masalah yang terjadi akan dirinya bahkan keadaan rumah tangga mereka dapat diketahui dengan mudah oleh orang lain.
Perubahan akan terus terjadi seiring dengan perkembangan zaman. Beradaptasi cepat dengan memanfaatkan adanya setiap perubahan yang terjadi akan memberikan dampak baik bagi kita. Adanya media sosial diharapkan membawa manfaat bagi kita semua. Bijaklah pada setiap perubahan dan manfaatkan perubahan dengan baik dan benar. Gunakan media sosial dengan sebaiknya, tinggalkan mudharatnya, jangan sampai “Jarimu adalah Harimaumu” melekat pada diri kita.
Baca Tulisan Lainnya :
Komentar
Posting Komentar
Terimakasih anda sudah meluangkan waktu untuk membaca artikel pada blog ini.